Jumat, 29 Januari 2010

Menilai Diri Sendiri

Seorang anak laki-laki kecil masuk ke sebuah toko kelontong dan mencoba menggunakan telepon umum yang terpasang di depan toko. Karena tinggi, ia lalu menarik sebuah peti kayu kosong agar bisa memencet nomor telepon. Pemilik toko mengawasinya secara diam-diam.

"Ibu, apakah saya bisa bekerja sebagai pemotong rumput di halaman rumah Ibu?"tanyanya.

"Oh, Ibu sudah punya pemotong rumput? Bagaimana kalau Ibu membayar saya separuh dari upah yang dibayarkan kepada pemotong rumput itu?"tanyanya.

Sesaat kemudian, anak kecil itu berkata lagi,

"Kalau Ibu sangat puas dengan pekerjaan orang itu, saya juga bisa bekerja dengan cara yang sangat memuaskan. Saya juga bersedia menyapu seluruh pekarangan Ibu sehingga pekarangan itu jadi yang terindah di kota ini", bujuk si anak lagi.

Ibu di seberang sana ternyata menolak dan si anak menghentikan pembicaraan dengan ucapan terima kasih. Dengan senyum di wajah, ia meletakkan gagang teleponnya.

Pemilik toko yang mendengar pembicaraan itu lalu mendekati si anak kecil.

"Nak, saya suka sikapmu. Saya suka dengan semangat positif seperti itu dan ingin menawarkan pekerjaan kepadamu", katanya.

"Tidak, terima kasih", kata si anak.

"Bukankah kamu perlu pekerjaan? Tadi saya dengar kamu seperti memohon-mohon untuk mendapatkan pekerjaan itu".

"Bukan begitu, Pak. Saya hanya ingin tahu bagaimana penilaian atas pekerjaan saya. Saya sudah bekerja dengan ibu itu sebagai pemotong rumput."



(Aura, Minggu Ke-3, Januari 2010)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar